NB : Aku menulis ini surat ini untuk ayahku yang kurindukan.
Ayah, apa kabar? Bagaimana dengan keadaan mu? Sehatkah? Pasti sehat kan.....
Maaf ya ayah, hari ini aku belum bisa pulang ke rumah. Tugas kuliahku banyak sekali padahal aku ingin pulang dan bertemu keluarga, terutama ayah. Disini sepi sekali yah, tidak seperti di rumah yang ada teman bermain, yang bisa diajak bercanda ,yang bisa diajak beradu debat, yang bisa mengemukakan pendapat sesuai hati bahkan yang bisa diminta tolong (terutama jajan. Hehehe)
Ayah, sudahkah engkau makan? Kalo belum, segeralah makan. Nanti kau sakit :’( . kalau kau sakit siapa nanti yang akan mengajari adik-adik matematika?fisika? ataupun ekonomi? . kalau ayah sakit, kasihan nanti ibu pasti repot mengurusmu.aku tidak ingin melihat atau pun mendengar kabar bahwa ayah sedang sakit hanya karena telat makan.
Ayah, sudahkah engkau sholat? Kalo sudah , alhamdulilah namun bila belum segeralah sholat. Karena sholat adalah tiang agama.apalagi ayah adalah pemimpin, jadi tidak salah kalo ayah lebih dulu sholat dibandingkan yang lain. Alangkah indahnya bila ayah mengajak sholat berjamaah seperti dulu dikala aku kecil.
Ayah, sudahkah engkau mengajari adik-adik belajar? Mereka akan senang bila diajar oleh ayah. Aku tahu ayah juga senang mengajari mereka tetapi karena kau terlalu sibuk mencari nafkah, tanpa sadar mereka kau abaikan.mungkin yang kini terlintas dipikiranmu adalah memenuhi kebutuhan keluarga secara materi. Tapi jangan lupakan bahwa mereka juga butuh kasih sayang dan perhatianmu.
Ayah, pernahkah kau melihat ku? Pernahkah sekali dalam hidupmu membiarkan aku memilih jalan hidupku? Aku tidak tahu jawabannya kalo kau hanya diam tanpa kata. Jujurlah ayah, apa yang kau inginkan dariku. Aku ingin memenuhi semua permintaanmu yang ingin aku lebih baik darimu. Aku tahu kau berusaha yang terbaik untukku. Tapi semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Hanya kehendakNya lah yang bisa mewujudkan semua keinginan hambaNya.aku sudah berusaha semampuku tapi hasilnya tidak pernah sesuai harapanmu.
Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan anakmu. Aku tahu kau kecewa padaku. Mungkin kau sangat kecewa padaku. Aku memang pantas menerima semua caci maki bahkan semua amarahmu.maafkan aku ayah bila kau memang membenciku.
Ayah, mungkin ini sudah takdir Tuhan. Kau lebih dulu dipanggilNya lalu Tuhan mengganti dengan sesuatu yang menurutku tidak mungkin kuraih. Seperti katamu sebelumnya, coba dulu baru bilang nggak bisa. Ya, Tuhan itu memang adil. Aku mendapatkan sesuatu yang bisa kau banggakan. Alangkah indahnya bila kau masih ada disini melihatku mendapatkan yang kau inginkan.
salam rindu,
upik